Langsung ke konten utama

Calling is treason??

Benarkah?? Berpura-pura bodoh agar bisa menyelesaikan rasa sakit?!!. Pernahkah kamu mengalami hal seperti itu??! 
 Memang teknologi sudah canggih... Saking canggihnya aku dibodohi untuk tetap percaya.. Aku menjalani hubungan LDR yang bisa dibilang memiliki dinamika yang mungkin sangat sulit untuk digambarkan. Yah... Fitur whatsapp yang mampu menjalin komunikasi kita lewat video call. Namun justru aku terjebak menjadi manusia yang paling bodoh di bumi ini. Awalnya aku tidak menyadarinya.. Aku pikir komunikasi kami akan terhambat karena sebuah jaringan sehingga kadang ketika kulihat di layar HP online atas nama dia lalu  mencoba untuk menelepon dan di layar HP tertulis "memanggil". Kadang ketika di chat juga tertera centang dua. Awalnya aku hanya berpikir rasional. Mungkin karena jaringan kira ku.. Karena dia tinggal di daerah yang sangat susah untuk akses jaringannya. Namun suatu hari aku menyadarinya ketika teman sekamar ku melakukan sebuah percobaan. Dia menyuruh temanku yang satu untuk meneleponnya dan dia menerima panggilan itu. Lalu kemudian menyuruhku menelepon nomornya dan alhasil di situ tertera memanggil. Di situ aku mulai menyadari betapa bodohnya aku selama ini aku terlihat sangat naif dan sangat kasihan. Lucu ya... Kadang-kadang. Tampilan di whattsapp yang sebelumnya berarti yang bersangkutan tidak , kini berubah menjadi berada di panggilan lain. Apa fitur ini sedang memainkan sebuah permainan?!! Ataukah aku yang terlalu bodoh selama ini?!!. Yah.. Dalam sebuah hubungan jarak jauh, sebuah panggilan itu adalah sebagai bukti komunikasi antara dua pasangan kekasih. Ketika ada sinyal berdering, maka hati akan ikut bersorak karena rindunya akan tersampaikan. Namun ketika yang di panggil justru tertera memanggil maka kekecewaan dari rindu itu sendiri  yang tersisa. Kadang di pikir apakah sekarang momok memanggil di layar fitur whattsapp menjadi sesuatu yang mencurigakan atau seperti apa?? Apakah aku harus berpura-pura tidak peduli dan tetap berpikir rasional walau itu kadang menghianatiku?? Entahlah.. Aku bingung sekarang.  sakit yang tertumpuk terus menerus kadang menjadi luka yang sangat menyiksa batin. Apakah sebuah kepercayaan masih bisa di landasi untuk bersikap pura-pura??!! Sejujurnya aku terlalu merasa tersiksa ketika menghadapi sebuah penghianatan yang justru membuatku merasa kalah telak dalam sebuah pertandingan. Namun jujur ini terlalu sakit jika harus di ingat kembali. Aku kemudian merenungkan sepertinya solusi untuk hal ini aku tetap diam saja. Karena aku percaya bahwa hal buruk tidak akan pernah menang melawan sebuah ketulusan. Jangan bilang karena aku terlihat naif  karena bagiku semakin aku memberontak justru aku tidak akan bisa mengendalikan emosinyaku dan itu juga akan sangat mengganggu sisi psikologis ku. Karena apabila itu sebuah kebohongan ataupun sebuah kebenaran dia akan terkuak berlahan-lahan. Seperti fitur whatsapp ini. Sepertinya aku tetap diam saja karena dengan begitu aku akan siap menghadapi sebuah kebenarannya nanti. Yah,,, bukan karena aku tidak bisa jatuh cinta namun aku terlalu tidak siap ketika hal yang sama akan terjadi lagi. Yah... Siap tidak siap.. Aku harus belajar untuk menghadapinya karena aku selalu menggunakan hati ketika memilih dan dia pulalah yang pasti akan memberikan jawabannya. 

               
                   
                  Malang, 21 Mei 
                Penulis:Sukacita 

Komentar

Tesinbagut mengatakan…
Uhhhh baper aku tu😁😁

Postingan populer dari blog ini

Menyukaimu Bukan Selalu Memilikimu

Menyukaimu bukan berarti selalu memilikimu Itulah sepenggal lirik lagu yang kau kirimkan senja itu Kukira itu sapaan senja yang indah seperti senja sebelumnya Namun aku salah Ternyata itulah ungkapan yang mengisyaratkan  bahwa kisah kita berakhir senja itu Menyukaimu bukan berarti selalu memilikimu Lirik yang sangat indah untuk didengarkan  namun sakit jika dihayati Aku ingin protes Namun aku sadar kita berbeda Mungkin lagu itu menjadi isyarat bahwa seperti itulah kita Saling mencintai, menyukai tapi Tak mungkin saling memiliki  Seperti lagu itu aku ingin mengucapkan Terima kasih pernah menjadi rumah yang nyaman Menjadi teman tempat aku merajut kisah dan cerita Semoga kita saling mendoakan dan menguatkan Meskipun tidak perlu bertatapan  seperti senja-senja sebelumnya                                         M.A

SENANDUNG SORE

Jendela tampak bergetar di ikuti bunga di halaman terlihat mulai goyah dari tempatnya. Gemuruh dan bising atap seng sungguh memekak telinga. Tak cukup disitu, pepohonan meliuk liar dari kokohannya. Sungguh gila amarah alam kali ini. “Angin membawa kabar, begitu pula hujan” ungkapnya singkat. Dia tampak tenang, sorotan matanya terus mengarah ke jendela seperti tak ingin melepaskannya. Padahal di luar tak tampak terang, namun gelap terus bersahabat.   Indra perasa kulitku mulai peka pada hawa   sore ini. Dingin, sedingin wajahnya itu.   Garis kerutan di wajahnya,   menunjukkan usianya yang sudah tidak belia.   Ia terlihat santai, padalah kondisi di luar sangat buruk. Aku sendiripun, sudah takut bukan kepalang. “Kuharap, angin dan hujan ini membawa kabar baik bukan kabar buruk” batinku. Alam tampak ribut bersama dengan angin dan hujan yang saling berlomba-lomba membisingkan suasana. Sementara aku, masih dengan mataku menelisik setiap inci dari tubuh ...

Tangga Keabadian

Tidak terasa, mungkin sudah ribuan kali kaki ini menapaki setiap tangga yang ku sebut keabadian itu. Yah, abadi. Tertata rapi dihati  memori dan rasa setiap kali perjumpaan meski tak tahu kemana nanti raga ini dihantarkan oleh nasib untuk menjadi pelabuhan terakhir. 2022, menjadi tahun saksi bisu awal pertama kali aku menjejaki tempat ini. Tempat gundah dilegakan, namun rindu terus menggebu bila tak berjumpa kembali. Setiap tangga itu adalah kumpulan niat yang berusaha aku kumpulkan menjadi sebuah tekad hingga sampai pada sebuah keputusan, aku cerita. Pada seorang yang kuanggap rumah, ibu dan kekasih hati.  Mulut tak berkomat kamit, tapi batin tak henti sampai ujung cerita, terus mengoceh.  Diawali dengan memandang senyumnya yang manis, tampak kaku wujudnya namun rasanya seperti cappucino favoritku yang selalu bikin nagih untuk bersua dicecap rasa. Kakiku terus berirama bersama dengan kumpulan kisah yang ingin ku tumpahkan setiap kali kami berjumpa.  Aku ...